07 Januari 2025

Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).

 Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).




Letak: Jalan Sarigading, Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan (Belakang Majelis Taklim Darul Khairat).


Penghulu Muda Yuda Lalana adalah seorang penyebar ilmu agama, seorang yang sangat dekat dengan Tuhannya, pengayom dan pemimpin masyarakat pada zamannya. Penghulu Muda Yuda Lalana hanyalah gelar, nama aslinya hingga kini masih menjadi tanda tanya. Beliau mempunyai banyak gelar, tapi beliau lebih suka dipanggil dengan sebutan Yuda Lalana. Adapun gelarnya yang lain ialah Syaikh Abu Sulaiman Safjana.


Kiprahnya sungguh tidak asing di ingatan masyarakat Banua, lebih khusus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Beliau merupakan pemimpin gerakan Baratib Baamal yang beranggotakan sekitar 200 orang di Desa Jatuh, sebuah gerakan yang dibentuk untuk melawan penjajah Belanda. Penghulu Muda Yuda Lalana selalu memakai jubah kuning, sementara pasukannya memakai jubah putih.


Baratib Baamal secara etimologi berarti berdzikir dan beramal, melakukan sebuah perbuatan yang diiringi dengan dzikir dan doa memohon kebaikan. Pada masa itu, gerakan Baratib Baamal mengajarkan kepada pengikutnya bahwa perjuangan tidak hanya mengandalkan pertahanan fisik dengan berbagai macam jenis persenjataan saja, tapi juga mesti disertai dengan mengisi batin dan memohon perlindungan Allah SWT.


Seperti halnya di daerah lain, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pun pemimpin gerakan Baratib Baamal juga mengeluarkan fatwa bahwa perang melawan penjajah Belanda adalah jihad fi sabilillah. Yang berarti apabila gugur dalam perang, maka akan mendapatkan mati syahid dan digolongkan ke dalam barisan para syuhada.


Untuk mengatur strategi perlawanan, Penghulu Muda Yuda Lalana dan pasukannya menjadikan Masjid Al A'la sebagai markas. Masjid Al A'la sendiri didirikan dari tanah hasil wakaf Penghulu Muda Yuda Lalana, beliau sekaligus menjadi pembina pertama masjid tersebut.


Selain sebagai pejuang, Penghulu Muda Yuda Lalana ternyata juga membina majelis taklim yang bernama Ainur Ridha, sebuah majelis taklim tua yang berperan besar dalam perkembangan Islam di Bumi Murakata.


A. Pertempuran 5 Desember 1861 M


Ketika Belanda memperoleh informasi tentang gerakan Baratib Baamal di Desa Jatuh, pada tanggal 5 Desember 1861 M, Belanda menyerbu Desa Jatuh di bawah pimpinan Van der Hayden, Koch, dan opsir lainnya. Ketika serdadu Belanda tiba, mereka disambut dengan serangan secara tiba-tiba dari pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana. Dengan teriakan Allahu Akbar, pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana menyerbu dengan parang terhunus.


Serangan pertama yang keluar secara tiba-tiba dari semak-semak kebun lada sempat dibalas oleh serdadu Belanda dengan lontaran meriam, sehingga ada korban syahid waktu itu. Serangan mengejutkan itu bukanlah serangan yang terakhir, melainkan masih ada serangan lanjutan. Bahkan seolah-olah tidak ada dari pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana yang gugur.


Van der Hayden kemudian memerintahkan kepada pasukannya agar menembakkan meriam secara serempak, namun sungguh sangat aneh tiba-tiba bedil dan meriam tidak berbunyi dan pistol Van der Hayden pun juga ikut membisu. Ketika bedil dan meriam Belanda tidak bisa lagi memuntahkan pelurunya, saat itulah dengan cepat pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana menghabisi pasukan Belanda. Penghulu Muda Yuda Lalana yang berjubah kuning dan memakai serban putih mengayunkan tombak ke arah Van der Hayden, pemimpin Belanda itu dapat diselamatkan oleh bawahannya yakni Koch. Tetapi justru Koch yang kena tombak dari Penghulu Muda Yuda Lalana, Koch akhirnya tewas. Pertempuran usai setelah kedua belah pihak berjatuhan korban.


B. Pertempuran 26 Desember 1861 M


Pertempuran selanjutnya terjadi pada 26 Desember 1861 M, pasukan Baratib Baamal berpusat di sekitar Masjid Al A'la, sedangkan pasukan Belanda berpusat di rumah Pambakal. Pertempuran berlangsung beberapa lama dan menimbulkan korban dari kedua belah pihak, dalam pertempuran ini Van der Hayden tewas, sementara Penghulu Muda Yuda Lalana dapat terhindar dari maut.


Gerakan Baratib Baamal berkembang pesat di daerah Amuntai, Balangan, dan Tabalong; menjadi pusat perlawanan yang sangat ditakuti oleh Belanda. Untuk mengantisipasi gerakan ini, Belanda mengutus para ulama dan Mufti untuk mencegah agar rakyat jangan ikut melawan Pemerintah Belanda. Namun sebaliknya, para ulama dan Mufti yang diutus oleh Belanda justru memberi restu dan doa kepada mereka yang ikut berjuang.


Al Fatihah...


رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا في طريقتهم ومعافاة من الفتن.


Jatuh, Selasa, 31 Desember 2024 M/29 Jumadits Tsani 1446 H.


Al Faqir Ahmad.


@sorotan

30 November 2024

Forum Komunikasi PKBM se Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kapala satuan Pendidikan) temu silaturahmi dengan Tim Penerbit Erlangga

 Sabtu, 30 November 2024


Forum Komunikasi PKBM se Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kapala satuan Pendidikan) temu silaturahmi dengan Tim Penerbit Erlangga 


pengenalan 

untuk pengadaan Buku Bahan ajar maupun bahan Literasi

Hadir mewakili PKBM Dhiyaul Amin Ustadz Muhammad Edwan Ansari 






26 Oktober 2024

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 



PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 

Program Kesetaraan Pendidikan Paket B atau SLTP


Program Kesetaraan Pendidikan Paket C atau SLTA



Pondok Pesantren Dhiyaul Amin dibawah pimpinan 

Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak

Tuan Guru Ahmad Junaidi atau biasa di Panggil Guru Junai


dengan di adakanya pendidikan Kesetaraan ini anak anak santri atau anak-anak didik yang belajar di Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih dapat memperoleh Ijazah setara Pendidikan SLTP dan SLTA 


PKBM Dhiyaul Amin, Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 

beberapa tujuannya adalah untuk:

 

Memperluas kesempatan kepada seluruh Santri yang sekolah di pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, terutama yang kurang mampu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental 

 

Memberdayakan potensi Santri untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya 

 

Menanamkan pendidikan karakter 

 

Meningkatkan kemandirian, keberdayaan, dan inovasi dalam mencari informasi baru 

 

PKBM Dhiyaul Amin ini merupakan lembaga pendidikan nonformal yang di upayakan dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi santri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 


demikian sekilas tentang PKBM Dhiyaul Amin


oleh : Muhammad Edwan Ansari, S.Pd.I


beberapa dokumentasi Kegiatan Pembelajaran di PKBM Dhiyaul Amin Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 
































22 Oktober 2024

KH Ahmad Junaidi Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak

    KH Ahmad Junaidi 


Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak









Medan dakwahnya tak terbatas Kabupaten Hulu Sungai Tengah tetapi menembus Provinsi Kharismatiknya tak diragukan hasil dari Keistiqamahan beliau dalam dakwah, sosok yang Istiqamah


Dalam mengajar bahkan tak jarang dalam keadaan sakitpun beliau tetap mengajar dan itu saya melihat sendiri dan alami langsung, dalam keadaan sakitpun beliau upayakan tetap mengajar, sungguh mulia dan Himmah beliau yang begitu besar dalam mengajar hingga semangat beliau mengalahkan tubuh beliau yang sedang sakit sekalipun,  


Terlalu panjang cerita jika di urai, tak cukup tinta jika perjalanan itu ditulis, tulisan ini hanyalah setetes dari Lautan perjalanan Dakwah beliau ada banyak teladan Mulia yang Al faqir temukan dari diri beliau, arti Kesabaran, Arti Keikhlasan, Lemah Lembut, Tegas, Pemurah dan Ketawadhuaan dan masih banyak lagi… sungguh ruang sempit ini tentu saja tidak akan mampu mengurai semuanya


Sebagai kalimat penutup kepada pembaca yang budiman, Kepada Para Pembaca yang Budiman, saya memohon untuk koreksinya jika ada salah dan Khilaf dalam Penulisan dan buatlah ceita kita versi kita masing masing sebagai kenangan indah bersama Guru kita


Semoga dengan Membaca riwayat ulama dapat menundukkan kesombongan dalam diri, dan sadar bahwa diri kita tidak ada apa-apanya dengan mereka. Merasa diri tidak lebih baik dari orang lain akan membuat hati hidup. Hati hidup maka dengan orang lain selalu khusnudzon. Amaliah yang paling hebat adalah khusnudzon. Para waliyullah selalu khusnudzon baik kepada Allah maupun makhluk. Semoga Allah merahmati kita dengan hati yang selalu khusnudzon. Doakan saya supaya bisa selalu khusnudzon dan saya doakan anda juga. Amiin allahumma amiin.




Kasarangan, Ahad 22 September 2024


Al Faqir ; Muhammad Edwan Ansari




Tidaklah ada orang-orang besar disetiap zaman


kecuali pasti mereka memiliki para pembenci dari orang rendahan,


karena kemulian akan terus diuji dengan sesuatu yang menghinakan.


(Al Imam Al Hafidz Jalaluddiin Assuyuthi)

#GuruJunai

#KHAhmadJunaidi

#GuruAhmadJunaidi

#pondokpesantrenDiyaulAmin

#DhuyaulAmin

#MajelisRhudhatulUlumMubarak

02 Oktober 2024

 KH.Zainal Ilmi Al-Banjari


KH.Zainal Ilmi dilahirkan pada malam sabtu jam 4.30 subuh tanggal 7 Rabiul Awwal 1304 H di desa Dalam Pagar Martapura ayahnya adalah Haji Abdus Shamad bin H.muhammad Said Wali bin Aminah Binti H.Syahabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari,ibunya bernama Hj.Qamariyyah,masa kanak kanak sampai tumbuh menjadi dewasa beliau berlimpahan ilmu dari keluarganya,tidak pernah beliau melakukan pekerjaan yang sia sia,sangat sopan santun,penyayang dan ber akhlaqul karimah,beliau selalu mengisi kesehariannya dengan belajar dan beribadah,memelihara waktu dan mengerjakan yang sunat sunat,menghindarkan diri dari perbuatan syubhat lebih lebih yang dilarang agama apalagi yang haram,guru guru beliau adalah para ulama dan wali dijamannya,dari masa mudanya inilah beliau mempersiapkan diri menjadi seorang ulama terkemuka.diantara para ulama yang menjadi gurunya adalah :

1.KH.Abdus Shamad yaitu orang tua beliau sendiri mula mula belajar ilmu arabiyyah,fiqih dan hadist selama kurang lebih 6 tahun

2.menuntut Munazharah yang lamanya kira kira selahzhah (sesaat)kepada KH.Muhammad Amin bin Qadhi H.Mahmud Pesayangan Martapura

3.Syeikh Abdurrahman Muda

4.KH.Abbas bin mufti H.Abdul Jalil

5.KH.Abdullah (led rad agama) bin KH.Muhammad Shaleh

6.Menuntut Munazharah pula selama Selahzhah (sesaat)kepada KH.KH.Muhammad Ali bin Abdullah al-Banjari

7.KH.Khalid Dalam Pagar Martapura

8.KH.Ahmad Nawawi Dalam Pagar Martapura

9.KH.Ismail Dalam Pagar Martapura ayah dari KH.Abd.Rahman Ismail mantan kepala DEPAG Kab.Banjar

10.KH.Ahmad Wali Kuin Banjarmasin (murid Haji Masaid Wali kakek dari guru KH.Zainal Ilmi

Dengan disertai pesan guru gurunya tersebut yaitu "Jika kamu berkehendak mula mula masuk fan ilmu nahwu atau fan fiqih atau fan usul yaitu mesti lebih dahulu mengetahui mabadi yang 'asyarah serta ta'rifnya supaya landang penglihatanmu."menurut suatu riwayat beliau adalah Khalifah dari Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari Sapat Indra Giri Riau,karena ketika Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq hendak berangkat ke Tembilahan riau beliau ditanya oleh seorang yang tua di kampung Dalam Pagar ."siapakah pengganti guru dikampung ini kalau guru berangkat nanti ?..""Anang Ilmi penggantiku " jawab Tuan Guru Sapat sambil menepuk bahu Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,maka terperanjatlah beliau sembari menunduk mendengar keputusan sekaligus amanah dari Syeikh Abdurrahman Shiddiq kepadanya,hingga sejak itu Tuan Guru Haji zainal Ilmi selalu menunduk.beliau mempunyai perawakan gemuk pendek yang menggambarkan bahwa iya mempunya himmah (semangat) dan cita cita yang tinggi ,tabah hati dan tawakkal bersipat akhlakul karimah,tawadhu,berjiwa sosial suka menolong faqir miskin wara' serta pemurah,selama hidupnya banyak yang mendapat santunan dari beliau termasuk janda janda tua,hal ini tidak diketahui orang kecuali orang orang kepercayaannya,baru setelah beliau wafat hal ini diketahui orang banyak.diantara keramat beliau ...suatu saat beliau sedang mengajar dirumahnya,pada waktu itu banyak muridnya yang hadir,tiba tiba beliau mengatakan "kita berhenti sebentar".dan murid muridnya menyaksikan sang guru dalam kemasygulan,kemudian ia masuk kedalam kamarnya dan melepaskan pakaiannya,lalu beliau mengambil dua buah timba untuk diisi air disungai didepan rumahnya,air tersebut kemudian dibawanya kejalan raya dan terus disiramkan beliau satu timba kesebelah kanan satu timbanya lagi kesebelah kiri,selesai melakukan hal tersebut beliau kemudian masuk lagi kedalam rumah dan bertemu dengan ibundanyaibundanya pun lantas berkata "mengapa kamu siramkan air itu kejalanan,sedangkan kamu susah susah mengambilnya dari sungai,lebih bermanfaat air itu untuk mengisi tempat air yang kosong 'kata ibunya dengan penuh keheranankemudian beliau menjawab "kita menolong orang yang kesusahan bu yaitu orang yang sedang kebakaranlalu ibundanya berkata lagi" apakah kebakaran ditengah jalanan.." hal tersebut diucapkan ibundanya beberapa kali,berselang 3 hari setelah kejadian yang diluar akal tersebut datanglah seseorang berkunjung kepada beliau dan berkata "guru kami sangat berterima kasih kepada guru ,dikampung kami terjadi kebakaran dan setelah membawa korban beberapa rumah penduduk kemudian ulun (saya) bertawasul dengan meminta pertolongan kepada guru,setelah itu guru saya lihat datang memberikan pertolongan denagn membawa dua buah timba dan menyiram kan air ke api tersebut,hingga api tersebut padam seketika,dan inilah keperluan saya ziarah kesini,sekedar menyampaikan ucapan terima kasih atas pertolongan guru kepada kami di kampung Sungai salai Margasari Rantau'' .dilain waktu ada seorang desa ,yang mempunyai kebun durian,namun belum pernah menghasilkan buah,petani tersebut rupanya mempunyai hajat apabila kebun durian nya tersebut mengeluarkan buah maka akan diberikan kepada Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,dan ternyata pada tahun tersebut berbuah 3 buah saja,si petani tersebut tadi kebetulan tidak ada kesempatan memberikan secara langsung buah durian tersebut kepada beliau,maka ia terpaksa menitipkan durian tersebut kepada tetangganya yang kebetulan akan bersilaturrahmi kepada Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,dalam perjalanan orang yang di amanahi tadi rupanya tidak berpikir panjang lalu dibelahnya sebuah dan dimakannya,sesampainya di martapura kemudian ia membeli sebuah durian sebagai ganti durian yang dimakannya,tak lama setelah itu barulah ia ketempat Tuan Guru H.Zainal Ilmi dan langsung menyerahkan ke 3 durian tadi,oleh Tuan Guru dua buah durian beliau ambil kemudian durian satu nya beliau belah dan beliau suguhkan kepada tamunya sambil berkelakar beliau berkata ," bagaimana rasanya dengan durian yang kamu belahi dan kamu makan dalam perjalanan tadi ? manis yang mana dengan yang ada ini ?" maka air muka tamu tersebut langsung berubah,heran bercampur malu,karena hal yang dilakukannya dalam perjalanan rupanya diketahui oleh beliau.beliau pernah diangkat sebagai penasehat badan pemulihan keamanan daerah kabupaten banjar sekitar tahun 1956 ketika terjadi pemberontakan Ibnu Hajar,setiap jum'ad beliau memberikan penerangan kepada masyarakat yang terpengaruh dengan adanya pemberontakan ini.Tuan Guru KH.Zainal Ilmi pertama menikah dengan HJ.Purnama binti zakaria bin Abdullah bin KH.Muhammad Khattib bin Mufti Pangeran Ahmad bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari namun tidak mempunyai keturunan.menjelang wafat beliau banyak didapati keganjilan terhadap dirinya,namun tidak dimengerti oleh yang lainnya,seperti pada waktu ia hendak pergi ke Karang Intan dalam rangka berdakwah maka ia menyuruh seseorang untuk ketempat orang tua Istrinya yang muda,karena saat itu istri beliau sedang menginap dirumah orang tuanya beliau berpesan "Cepat pulang nanti tidak sempat " selain itu pula sebelum berangkat ke Karang Intan ia berkata "nanti banyak orang,nanti banyak orang."demikian perkataan nya itu yang kemudian berangkatlah beliau ke Karang Intan,setibanya di Karang Intan maka dalam acara tersebut beliau membaca doa yang kemudian beliau mendadak sakit sehingga menyebabkan wafatnya pada hari Jum'ad di Karang Intan tgl 13 Dzulqaidah 1375 H bertepatan dengan 21 Juni 1956 M jam 12.00 siang.pada waktu beliau wafat saat itu sedang musim kemarau,tanah serta sungai menjadi kering,sehingga untuk dimakamkan di Kalampayan disamping makam orang tuanya mendapat kendala yang berarti,karena untuk ke Kalampayan harus melalui jalur sungai,sedangkan saat itu sungai dalam ke adaan kering,oleh karena itu banyaklah yang berinisiatif untuk memakamkan beliau ditempat lain seperti di Dalam Pagar,ada pula dari kalangan ABRI yakni Bapak Hasan Basri mengusulkan agar beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana ,karena beliau dianggap sebagai sesepuh angkatan bersenjata,oleh ahli waris beliau usulan tersebut diterima dengan senang hati disertai penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak yang mengusulkannya,namun ahli waris tetap menghendaki jasad mulia almarhum dimakam kan di Kalampayan berdekatan dengan Datuknya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari.maka tak disangka dan tidak diduga pada malam sabtu hujan turun dengan derasnya sehingga sungai yang tadinya kering menjadi ber air hingga dapatlah di lalui oleh perahu serta rombongan sanak keluarga yang mengiringi jenazah Tuan Guru KH Zainal Ilmi al-Banjari,maka pada hari sabtu tanggal 14 Dzulqaidah 13 75 h dengan suasana yang penuh khidmat dan haru dilaksanakanlah pemakamannya disamping makam orang tuanya KH>Abdus Shamad di Kalampayan berdekatan dengan Datuknya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari."Ya ALLAH berikanlah kelapangan kepada beliau didalam kuburnya dan tempatkan lah beliau bersama kekasih -Mu Sayyidina Rasulullah SAW,limpahkan lah rahmat-Mu kepada seluruh keluarganya dan kumpulkanlah kami ,orang tua kami,guru guru kami ,dan seluruh orang orang yang mencintai beliau bersama orang orang sholeh sebelum kami aamiiin Ya Robbal alamin.akhirul kalam kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir mohon maaf ampun sebesar besarnya,wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.

 

 

~sumber ~Ulama berpengaruh kalimantan Selatan 

              Ditulis ulang oleh Abu Muhammad Haydar Husein al Adamy Y.Riffai 

               ~http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan

30 September 2024

Pandiran warung: "Bungul haja balum, handak bapadah pintar!"

Pandiran warung: "Bungul haja balum, handak bapadah pintar!"


Ujaran itu seringkali kami jadikan gagayaan dengan beberapa kawan jika mengomentari sesuatu lelucon terkait kemampuan berfikir seseorang atau kadang pula kaitan pada kisah-kisah kecerdikan tokoh Palui yang seringkali mengkadali teman-temannya.


Bungul bisa diartikan dengan bodoh tapi dalam pronounce sehari-hari kita di Banua (Banjar) kadang menunjukan lebih dari sekedar bodoh. Lebih parah dari tolol. Maka tidak heran diksi "bungul" ini tabu untuk diucapkan. Selain berbahaya sebab mampu menyinggung keras orang lain (urusan panyawaan), karena sebagian kita di banua jika disebut "bungul" seperti menginjak-injak harga diri, siapapun. Baik yang memang dasar "bungul" apatah lagi yang kada "bungul". Tetapi ada pula di beberapa wilayah kita, ucapan bungul ini jadi makanan sehari-hari. Jadi memang ada situasi lingkungan yang dalam percakapan keseharian menyematkan kata "bungul" sebagai hal biasa saja. Lumrah. Tidak ada ketersinggungan di antara mereka. 


Bagaimana kondisi "bungul haja balum, handak bapadah pintar?" Ini jelas sindiran satire yang ingin mengatakan bahwa tingkat kebodohannya teramat sangat. Setali tiga uang dengan ujaran; "bungul pada sapi."


Sedihnya, dalam satu rilis data, ternyata rata-rata manusia Indonesia menempati ranking bawah tingkat IQ-nya. Jauh di bawah Jepang dan Cina. Di kacangi negara Myanmar. Terburuk se-Asia Tenggara. Lalu kita kemudian bertanya, kok bisa?


Apakah karena sampai sekarang sistim pendidikan kita (kurikulum) lebih sering bermain roullet ala Rusia. Trial error. Untung-untungan. Jika gagal, bisa saja dirubah atau dipakai metode lainnya. Begitulah seterusnya, seiring pergantian rezim. Bedanya, korban roulet rusia ala kementerian pendidikan ini mencapai lintas generasi. Karna hampir tiap generasi merasakan perlakuan dan pengalaman mendapatkan pengajaran yang berbeda dari generasi sebelum dan sesudahnya. 


Sudahlah anggaran pendidikan rendah, saprasnya juga (sebagian besarnya) buruk, kurikulumnya malah mengadopsi metode trial error. Kalah sama spirit minyak telon; "buat anak kok coba-coba!" Kondisi ini semakin diperparah jika memang benar mulai tahun depan anggaran pendidikan (yang minim itu) mesti dikurangi kembali demi memenuhi janji politik makan gratis anak-anak. Celakanya, konon kabarnya, anak-anak yang jadi target utama program ini justru prosentasi lebih besarnya adalah anak-anak pra sekolah. WTF!


Biaya pendidikan dipotong untuk memenuhi makan bergizi senilai tujuh ribu perak, lantas yang jadi sasaran utama program justru anak pra sekolah? Ingat, anak pra sekolah. Anak bayi dan usia balita yang biasa ada di PAUD? 


Jika benar, lalu korelasinya apa? Memotong anggaran pendidikan demi apa dan untuk siapa? Menciptakan generasi emas? Emas yang bagaimana? e...ee.....mas? Mas Mulyono?


Dengan kondisi macam itu, di mana data berbicara tentang rendahnya IQ alias tingkat kecerdasan penduduk jauh di bawah negara asia lainnya, masihkah kita berharap sistim politik elektoral ala demokrasi yang sekarang bisa menghasilkan negarawan dan teknokrat dari hasil pemungutan suara rakyat? 


Kalo kata Socrates, sih, "Ngimpi!"


Fakta lainnya, lebih dari 50 persen orang terkaya di negara ini adalah mereka yang bermain di sektor-sektor yang bersumber dari natural resource alias dari bisnis yang mengandalkan; "ambil, jual!" Mereka gali lantas jual. Mereka keruk lantas jual. Mereka tebang lantas jual. Sesederhana itu. Maka hadirlah sultan-sultan di sektor migas, sektor tambang, sektor kelautan dan sektor perkebunan. Lalu di mana iklim inovasi dan kemampuan pada sektor teknologi? Nol besar. 


Menyakitkan? Memang! 


Artinya, dunia pendidikan kita sekian dasawarsa ini telah gagal menumbuhkan para inovator dan kreator. Jikapun ada sebagian kecilnya malah tak pernah pula mendapatkan tempat dan perhatian yang layak. Apakah karena permainan russian roullet yang acapakali dilakukan pemerintah, who knows? Entah. Tapi bahwa ada persoalan besar di negeri ini, kita tak bisa mengelak. Bahwa betapa rapuhnya dunia pendidikan kita yang sudah dan sedang terjadi, fakta adanya.


Kita saksikan realitas menyakitkan ketika perguruan-perguruan tinggi di Belanda sekarang (katanya) tak lagi bisa menerima lulusan high school di Indonesia. Sedang di beberapa negara eropa lain kini juga menerapkan syarat tinggi pada angka minimum nilai bagi lulusan SMU pasca dihilangkannya UNAS (UN). Tentu kondisi "penolakan" negara Barat ini tak lepas dari buruknya tata kelola pendidikan kita. Cap sebagai negara paling buruk se Asia Tenggara tingkat IQ masyarakatnya mestinya jadi perhatian serius para penguasa dan tentu seluruh eleman masyarakat. 


Di saat dunia luar hampir serentak concern menghadapi pertarungan dengan masifnya kemunculan perangkat kecerdasan buatan, sedang kita baru sebatas gembar-gembor bicara soal merdeka belajar, merdeka mengajar. Agak aneh jika membandingkan usia kemerdekaan negara ini yang sudah tujuh dasawarsa lebih. Metode pendidikan ala Finlandia dan Jepang, misal, yang notabene jadi kiblat keberhasilan dunia pendidikan, jelas akan membuat kita tertatih-tatih jika ingin mengejarnya. 


Belum lagi beban kerja pendidik yang dijadikan tuntutan tak seiring sejalan dengan pemenuhan kesejahteraannya, reward pada guru honor yang sangat jauh dari nilai kelayakan, misal. Ini masalah krusial. Jadi jangan heran jika saat ini dunia pendidikan pada akhirnya hanya melahirkan para calon-calon buruh yang kelak ketika ia masuk dalam dunia kerja akan mengulang pola yang sama sebagaimana yang pernah ia terima dan alami selama berstatus pelajar/mahasiswa. Kampus dan universitas tak lebih dari pencetak tenaga kerja yang minim keterampilan sebab dijejali pembelajaran yang belum begitu mampu menjawab tantangan dan kebutuhan dunia kerja (ilmu terapan) saat ini.


Kondisi itu malah diperparah dengan tontonan kelakuan para elit yang hanya tertarik mempertahankan kekuasaan dengan berbagai cara yang tercela. Melanggar hukum, korup, mempermainkan pasal dan undang-undang, mengeluarkan kebijakan(?) serampangan serta pertunjukan konyol yang jauh dari nilai-nilai luhur seorang negarawan. 


Akibat paling menyedihkan adalah, pemberian kekuasaan pada orang-orang yang tidak pantas memilikinya. Demokrasi yang dijalankan berasal dari ketidaksetaraan pengetahuan inilah yang justru jadi pungkala dasarnya. Tidak salah jika ada ujaran; "pemimpin bodoh lahir dari para pemilih yang bodoh."


Kadang, sebagian dari kita merasa khawatir. Jika kondisi macam ini tak jua menemukan muaranya, maka sepuluh atau dua puluh tahun akan datang, akan jadi apa negeri ini. Akan menghadapi situasi bagaimana anak dan cucu kita. Apakah selalu akan menjadi korban russian roulette yang ujungnya berakhir pada kesimpulan; "jangan handak pintar, bungul haja balum..."


(Kayla Untara, 23/09/2024)

23 Agustus 2023

Biografi Muhammad Edwan Ansari

  Biografi Muhammad Edwan Ansari




Seorang Aktivis yang berpikir kritis bertindak Demokratis kata Aktivis Sosial dakwah pantas disematkan kepada Muhammad Edwan Ansari (Bang Edwan ), seorang aktivis pejuang demokrasi yang dengan teguh membela hak-hak rakyat kecil, Berbekal keberanian serta pemikiran kritisnya, ia menentang penindasan yang ada di Banua (sebutan untuk Kalimantan Selatan dalam kebiasaan masyarakat dalam bahasa Banjar) bersama kawan-kawan aktivisnya dan belakangan ini ia lebih memfokuskan diri pada aktivitas sosial kemanusiaan, Pendidikan dan dakwah


Pendiri Relawan Semut Pemburu  Berkah ini merupakan seseorang yang aktif dalam bidang aktivitas sosial, kemanusiaan dakwah dan salah satu orator ulung di panggung Parlemen Jalanan istilah kalimat yang sering di sematkan untuk aksi unjuk rasa maupun demonstrasi yang sering Ia lakukan


Muhammad Edwan Ansari

Lahir pada 28 Agustus 1987 di Desa Dangu Kecamatan Batang Alai Utara, Dia dikenal sebagai aktivis sosial kemanusiaan, intelektual publik, penulis dan Pedagang



Muhammad Edwan Ansari seorang aktivis pada masa Tahun 2007 an

Sejak kecil, identitasnya sebagai anak desa yang dididik oleh alam membuatnya terbiasa dengan hidup keras dan penuh perjuangan. Beliau merasa sering mengalami masa-masa sulit sewaktu kecilnya karena memang lahir dari keluarga sederhana orang tuanya adalah petani yang tak jarang Edwan kecil berjibaku  dengan lumpur sawah  sewaktu kecilnya

Pertumbuhan usia, keadaan lingkungan dan kemiskinan keluarkannya membuatnya peka pada sikap-sikap sosial kemanusiaan disekitarnya yang membuatnya banyak berbuat gerakan sosial kemanusiaan dan perlawanan kepada pengusa Daerah atau pembuat kebijakan publik maunpun yang bersinggungan dengan Rakyat yang dinilainya bisa berdampak kepada masyarakat di kehidupan dewasanya atau Rakyat menjadi Kaum tertindas


Pada 2013, Edwan menikahi istrinya yang bernama Rahimah dan di anugerahi dua orang anak bernama Muhammad Rafli Ansari dan Muhammad Hasan Baseri Keluarga kecil sederhana dengan penuh prinsip,  mereka tinggal di sebuah rumah di Desa Kasarangan Kecamatan Labuan Amas Utara


Sebelum menjalani pendidikan sebagai mahasiswa Sarjana Pendidikan Agama Islam di STAI Al Washliyah Barabai, Edwan sempat memperdalam ilmu di Agama di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Ilung pada tahun 2004 setiap hari Ba'da Maghrib ratusan pemuda belajar di Ponpes yang dari ratusan itu yang bertahan dan Istiqomah Hanya tersisa 30-40 orang saja termasuk Edwan belia waktu itu, yang Setelah tahun 2006 Pondok Pesantren Darul Muttaqin berganti nama menjadi Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Hingga Sekarang dan Ia berkhidmah di sana juga cukup lama dan termasuk relawan pertama yang berkhidmah di Majelis Nurul Muhibbin Ilung yang kala itu langsung dipimpin oleh KH Muhammad Bakhiet setiap malam kamisnya


Setelah Lulus Sekolah Menengah Atas dan Sambil Terus Belajar di Pondok Pesantren Darul Muttaqin dari Tahun 2004 Edwan Aktif mengajar Al-Qur'an di TK TPA Al-Qur'an Dhiyaul Abidin Unit 008, di tahun 2004 sampai 2010, ia pernah menjadi Pengurus Keluarga Besar Ustadzt/ustadzah BKPRMI Kecamatan Batang Alai  dimana di tahun 2007 ia juga menjadi Pengurus Karang Taruna Tunas Jaya Ilung Pasar Lama dan pada Tahun 2009 Ia dipercaya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang  Barabai Selain di HMI ia juga pernah menjadi Ketua atau waktu itu disebut Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa STAI Al Washliyah Barabai di Tahun 2010, pada Tahun 2017 Ia mendirikan Sebuah Gerakan Sosial Bernama Gerakan Masyarakat Peduli Murakakata (GEMPUR) dimana lewat GEMMPUR ini salah satunya dia sering melakukan aksi-aksi kritis terhadap pemerintah daerah, lewat panggung demonstrasi ia menyuarakan pemikiran kritisnya, yang pada aksi di tahan 2017 ia mampu  menurunkan Ribuan Masyarakat Hulu Sungai Tengah untuk Melakukan Aksi Damai penolakan Armada Besar melintas di  Jalan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan isu Meratus, pada Tahun 2019 Ia mendirikan Sebuah Gerakan Relawan Sosial Relawan Semut Pemburu Berkah dilandasi keinginan dan kepedulian dirinya pada sosial kemanusiaan dan pada 2020 edwan yang merupakan Salah satu Founder Relawan Khadimul Ummat yang terkenal sangat banyak melakukan gerakan sosial kemanusiaan dan dakwah yang ia sendiri menjadi Sekretaris Umumnya


Sebagai seorang intelektual, Edwan memiliki pemikiran yang tajam dan berani, tidak hanya memiliki pemikiran kritis, ia juga seringkali bergabung untuk turut menjadi barisan terdepan dalam gerakan perubahan sosial.

Dia seringkali menanyakan masalah kebijakan pembangunan, kemiskinan, ketidakadilan dan terabaikannya hak asasi manusia terhadap masyarakat kecil. Telah banyak artikel yang memuat pemikiran kritis dan gerakan gerakannya di media cetak, online maupun media elektronik


dan sekarang Edwan lebih suka low Profile, lebih suka dibelakang layar karena baginya singa itu tak harus mengaum untuk orang menjadi segan, cukup diam dan jika perlu bicara dan bergerak maka bergeraklah agar orang yang merendahkan dirimu menjadi diam


ditulis oleh Tim Humas dan Tim Media Khadimul Ummat Hulu Sungai Tengah, 2023





24 September 2022

RELAWAN SEMUT PEMBURU BERKAH


VISI KAMI

Menjadi organisasi sosial keummatan,  kemanusiaan dan  profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang penuh berkah dari Allah SWT


MISI KAMI

Mengorganisir dan mengelola berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, kemanusiaan secara terencana, terkonsep, terintegrasi, dan berkesinambungan


Mengorganisir dan mengelola segala potensi kedermawanan ummat sebagai modal sosial untuk mengatasi berbagai masalah sosial kemasyarakatan, kemanusiaan dakwah dan lainnya


Mengorganisir dan mengelola segala potensi kerelawanan sosial masyarakat sebagai modal sosial keummatan



Barabai, 28 Agustus 2019

Founder :

Muhammad Edwan Ansari Al Baseri




Mun di banding bahari jaman kakanakan, kadada alasan kada basyukur. Bahari makan haja hintalu basanga sabigi babagi sapadangsanakan, itu gen bahanu hintalunya dicampur nyiur sakira harakat. Sanunuh makan ba iwak kada bulih puluk/humpal, paribasa urang bahari bagi para'id sapadangsanakan, handak banyak makan iwak, jar kawitan kaina bacacing ujah parut, padahal dasar duit nukar iwak nang kada tapi ada. Handak balajar basampida, sampidanya ganal lawan panggarnya tinggi, jadi tapaksa mangujak bacaluk mudil kaya palintinu russi tikungan. Salawar sakulah sabubutingannya ba isi, tutu gin bakas ampun dangsanak, katuhukan duduk buritnya batambal handiplas. Sipatu sakulah bangangaan kaya buhaya handak makan. Sandal suwalau bacukbaju, baju bahanu labihan dangsanak nang dipakai, jadi bahanu liwir gulunya, ba ulanja kd tapi kawa, tapaksa bacari rambai, katapi, mundar, palipisan, asam buluh, gitaan, jambu, sangkuang, bahanu himbawang masam gen dimakan. Nang manyadihakan banar mun di ingat, bila kawan makan mie bakaring lalu haja mainta bakasnya nang masih ada uyahnya. Makanya wahini banyaki basyukur haja lagi. biar kada sugih kaya urang tapi alhamdulillah kawa haja anak babaju silawar kaya di urang.

 Mun di banding bahari jaman kakanakan,  kadada alasan kada basyukur. Bahari makan haja hintalu basanga sabigi babagi sapadangsanakan, itu gen bahanu hintalunya dicampur nyiur sakira harakat. Sanunuh makan ba iwak kada bulih puluk/humpal, paribasa urang bahari bagi para'id sapadangsanakan, handak banyak makan iwak, jar kawitan kaina bacacing ujah parut, padahal dasar duit nukar iwak nang kada tapi ada. 


Handak balajar basampida, sampidanya ganal lawan panggarnya tinggi, jadi tapaksa mangujak bacaluk mudil kaya palintinu russi tikungan.

Salawar sakulah sabubutingannya ba isi, tutu gin bakas ampun dangsanak, katuhukan duduk buritnya batambal handiplas. Sipatu sakulah bangangaan kaya buhaya handak makan. 


Sandal suwalau bacukbaju, baju bahanu labihan dangsanak nang dipakai, jadi bahanu liwir gulunya, ba ulanja kd tapi kawa, tapaksa  bacari rambai, katapi, mundar, palipisan, asam buluh, gitaan, jambu, sangkuang, bahanu himbawang masam gen dimakan. 



Nang manyadihakan banar mun di ingat, bila kawan makan mie bakaring lalu haja  mainta bakasnya nang masih ada uyahnya.



Makanya wahini banyaki basyukur haja lagi. biar kada sugih kaya urang tapi alhamdulillah kawa haja anak babaju silawar kaya di urang.

27 Juli 2022

MANAQIB GURU KAPUH KANDANGAN Jelang haul pertama 30 juli 2022

   MANAQIB GURU KAPUH KANDANGAN

Jelang haul pertama 30 juli 2022



Guru Kapuh merupakan sebutan populer dari Tuan Guru H. Ridwan binti Jauhariyah binti Tuan Guru H. Athaillah bin Tuan Guru H. Abdul Qadir bin Syekh Sa'duddin (Datu Taniran) bin Mufti Syekh Muhammad As'ad binti Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan). Beliau lahir sekitar tahun 1966 dari isteri keempat Tuan Guru H. Hasan Basri yang bernama Jauhariyah dari desa Kapuh, Wasah, Kandangan. Beliau waktu kecil sering dibonceng ayahnya naik sepeda ketika sang ayah ceramah keliling dan bertemu sesama tuan guru hingga kelak beliau banyak dikenal murid dan teman-teman ayah beliau. Berarti sejak kecil beliau sudah dididik dan digembleng oleh ayah beliau sendiri sebagai ulama sekaligus aktivis dan pejuang. Perlu diketahui, ayah beliau cukup lama mondok di PP. Gontor, Ponorogo dan PP. Darussalam, Martapura bahkan dia menjadi murid kesayangan Tuan Guru H. Husin Qaderi_.


Selesai sekolah Tsanawiyah beliau melanjutkan menuntut ilmu mondok ke Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo memenuhi pesan ayahnya. Selesai di Gontor beliau belajar mendalami agama dengan Abah Guru atau Guru Sakumpul sambil mengajar di MAPK dan SMIH di Martapura. Di sini beliau belajar kitab kuning dengan cermat hingga sampai menjadi salah satu murid terkasih Abah Guru. Beliau mengatakan bahwa bersekolah di Gontor membuat kita paham secara aktif berbahasa Arab, sedang belajar kepada Abah Guru Sekumpul membuat kita memahami kitab kuning dan berbagai cabang ilmu keislaman. Suatu perpaduan yang bisa saling mengisi, saling melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain.


Sebenarnya sebelum Abah Guru wafat beliau sudah diizinkan untuk membuka majlis di kampung beliau, tapi beliau baru berani membuka majlis setelah Abah Guru wafat pada tanggal 5 Rajab 1426H/2005M. Beliau berupaya membuka majlis yang mirip dengan majlis Abah Guru baik suasana, tempat maupun metode mengajar dan materi kitab yang dibaca hingga jamaah pengajian seperti berada di Sakumpul atau seperti kelanjutan majlis di Sakumpul belaka. Rupanya harapan beliau itu  jadi kenyataan, pengajian beliau banyak didatangi jamaah yang tadinya setia mengaji di Sakumpul baik dari Hulu Sungai maupun Banjarmasin. Nama majlis beliau adalah Majlis Ta'lim Al-Hidayah yang rutin memberikan tausiyah dua kali seminggu tiap hari Minggu dan Jum'at. Pada hari lainnya beliau mengabulkan hajat orang banyak baik menghadiri undangan salamatan, baarwahan, tasmiyah, walimahan maupun ceramah bahkan beliau menjabat sebagai Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 


Majlis ini hari demi hari berkembang pesat hingga Desa Kapuh yang dulu sepi menjadi sangat ramai terutama pada hari-hari beliau melakukan tausiyah. Bisa dikatakan Kapuh menjadi pusat pendidikan Islam di kota Kandangan sekaligus pusat bertumbuhnya ekonomi kerakyatan tempat peredaran dan perputaran uang yang demikian menggairahkan. Kebesaran Majlis Ta'lim Al-Hidayah sudah jauh-jauh hari diprediksi (diramal) oleh guru beliau Abah Guru Sakumpul yang menyatakan bahwa di daerah ini, akan muncul majlis pengajian yang besar melebihi besarnya majlis pengajian terdahulu yakni Majelis Pengajian Tuan Guru H. Muhammad Arifin bin Tuan Guru H. Atha'illah bin Tuan Guru H. Abdul Qadir bin Syekh Sa'duddin (Datu Taniran), Paman beliau sendiri, saudara dari ibu beliau. Prediksi Abah Guru Sakumpul ini, berlangsung saat beliau masih aktif mengaji di Sakumpul, Martapura. 


Tidak sampai di situ, beliau juga telah membangun pesantren yang sangat megah di sekitar desa Kapuh, tepatnya berada persis berseberangan dengan Majlis dan rumah beliau. Pesantren ini, penanganannya beliau serahkan pada anak beliau sendiri yang telah lulus dari salah satu pesantren terkenal di Jawa dan sudah berkeluarga.


Masyarakat Bumi Antaludin berduka. Seorang ulama kharismatik di HSS tutup usia

Al-Mukarram KH. Muhammad Riduan ( Guru Kapuh) , Meninggal Hari Rabu , 2 Muharram 1443 H / 11 Agustus 2021 M, sekitar pukul 09.05 Wita

Semoga Almarhum Mendapat Keampunan dari Allah dan Segala Amal Ibadahnya diterima Oleh Allah SWT dan dikumpulkan beserta Guru-Guru beliau didalam Surganya, beliau adalah tergolong orang-orang yang Shaleh, Aamiin



Ditulis ulang oleh : 


COPYRIGHT © Catatan Edwan Ansari 

Editor :

Muhammad Edwan Ansari, S.Pd.I


Dokumentasi Terlampir:


dukung terus syiar kami untuk ummat



Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).

 Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana). Letak: Jalan Sarigading, Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sung...