10 Maret 2022

 #copas

Semoga menjadi ibroh buat kita.


Di baca Ampe tuntas ya Mak.

Semoga setelah baca ini kita Ndak sibuk lagi dgn minyak goreng.


Demi minyak goreng sampai ada yang rela menempuh jauhnya jarak perjalanan.


Demi minyak goreng ada yang rela terjepit, didorong, berdesak-desakan dan rebutan.


Demi minyak goreng ada yang rela menunggu di depan toko hingga berjam-jam lamanya.


Demi minyak goreng ada yang rela antri panjang dari pagi hingga siang,


Jika kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng saja sudah cukup membuat banyak orang panik dan khawatir, lalu bagaimana jika kelak terjadi kelangkaan pangan selama tiga tahun sebelum dajjal keluar ?


Ketika Dajjal menjelang muncul, kaum muslimin ditimpa bala’ yang amat berat. Bumi kering karena hujan tidak kunjung turun. Tanaman banyak tidak tumbuh, hewan-hewan ternak banyak yang mati, Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits,


“Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah.” Kemudian para sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?” Beliau menjawab, “Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.”[Shohihul Jaami’, 7875]


Karena itu mulai dari sekarang belajar untuk makan seadaanya, latih perut untuk menahan lapar dan perbanyak puasa, sebab akan datang satu zaman dimana tidak akan ada lagi bekal makanan dan yang tinggal waktu itu hanya dzikir saja yang dapat mengenyangkan perut.


والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ


✍ Habibie Quotes, 09/03/2022

 *Jangan lebay


Di sebuah pengajian, ada ustad ditanya, 'Ustad, apakah menulis novel itu haram?'


Lantas, karena masing2 orang beda penafsirannya, ustad menjawab, 'HARAM!', maka apakah saya sebagai penulis novel harus tersinggung? Marah? Baper?


Sama sekali tidak perlu. 


Kok tidak perlu marah? 


Satu, itu pengajian terbatas, dengan audiens terbatas. Dua, memang hak semua orang menafsirkan sesuatu sesuai keyakinan dan kepercayaan masing2. Jika dia percaya itu haram, yo wis. Tapi hak orang lain utk meyakini itu sebaliknya, bisa jadi alat dakwah dll. 


Pun sama dalam kasus ekstrem lainnya. Di sebuah kebaktian, di sebuah acara agama2 lain, dll, dsbgnya, saat pengikut agama itu bertanya, 'Bapak/Ibu, apakah orang lain yg tidak ikut agama kita adalah orang2 sesat?' Jika tokoh agama menjawabnya: 'Iya, sesat!" Maka, kamu ndak usah spaneng tinggi. Lantas dishare kemana2, lantas viral, lantas lapor polisi! Lantas ngamuk bawa2 NKRI, Pancasila, dll.


Ambyar. Itu acara terbatas, dengan audiens terbatas. Hanya karena hari ini orang2 suka merekam, lantas posting, lantas tersebar kemana2, bukan berarti itu ditujukan utk siapapun. Tapi lihat dulu, acara itu awalnya apa? 


'Pak Kiyai, apakah sesajen itu haram?', 'Ibu Ustazah, apakah wayang itu haram?', dll, dsbgnya, jika pertanyaan dan jawaban ini ada dalam acara2 terbatas, saat tokoh agama sedang mengurus jamaahnya, maka itu bukan urusan siapapun. 


Indonesia ini seriusan loh, semua serba terbalik. Saat tokoh agama sedang mengurus umatnya, sedang menyampaikan apa yg dia yakini, orang2 ribut. Dan lucunya, orang2 yg ribut ini tiap hari memaki nabi2 orang lain, memaki agama orang lain dgn kata2 yg kasar sekali. Mereka teh tidak bercermin?


Atau jangan2, kita itu bahkan dengan agama sendiri sj sudah tidak hormat lagi. Kita main2 saja dengan agama sendiri. Maka, apalagi dgn agama orang lain. Tapi saat ada momen tokoh2 agama 'melakukan kesalahan', wuiih, bukan main, langsung hajar blas.


Ketahuilah, jika mengharamkan sesuatu masuk penjara, saya yakin, di masjid2, di gereja2, di rumah ibadah manapun, banyak tokoh agamanya masuk penjara. Jadi berhentilah, dikit2 lapor, dikit2 bawa ke polisi. Dikit2 pencemaran ini, itu. Ribuan orang antri minyak goreng, kamu malah sibuk melaporkan hal2 begini ke polisi.


*Tere Liye, penulis novel 'JANJI'

 Saya tahu, malam ini, kalian boleh jadi tidak peduli.

Keluarga kalian, mungkin asyik2 saja, tidak ada masalah, dan bisa mendapatkan minyak goreng. Gampang. Bisa beli online, dll. 


Tapi kelangkaan, harga mahal, antrian panjang, rebutan minyak goreng subsidi, ada dimana2. Itu fakta. Lagi pandemi, mereka berdesakan antri.


Maka, malam ini sy posting dua foto ini bersisian. Yang kiri, dari foto awal kemerdekaan, penduduk Indonesia antri beras (brillio.net). Yang kanan, foto barusaja di Sibolga, penduduk antri minyak goreng (Abdi Somat Hutabarat/detik.com).


Apa sih masalah minyak goreng ini? Simpel. Salah urus. Penyakitnya dimana, eh, ngatasinnya entahlah. Bergaya seolah penjahatnya adalah yg numpuk di gudang, seolah mafia2 ini akan diuber kemana2. Padahal kamulah biangnya. Salah urus, salah strategi. Kamu yg membuat mereka ada. Lantas ditutupi dgn retorika, penuh kalimat2 bombastis. Masalah ini sudah berminggu2, bahkan sejatinya berbulan2. 


77 tahun Indonesia merdeka, dan mereka masih ngantri kebutuhan pokok juga. Lantas sebagian netizen, mirip seperti jaman Belanda dulu, mengaum buas, kepada saudaranya sendiri, 'Goblok! Kan tidak harus digoreng, bisa direbus, lebih sehat!'


Tahniah Indonesia. Silahkan sibuk urus saja hal2 bombastis lain. Ibukota baru, balapan MotoGP, Formula E, dan semua hal keren lainnya. Perkara harga murah, pendidikan, kesehatan, besok2 saja kita bicarakan. Saat sudah mau pemilu.



*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Pemimpin Sampah'. Eh belum ditulis ding. Tapi mungkin saja ditulis. Daripada cuma nyinyir di medsos, besok2 jadi novel :)

CUCU DATU LANDAK (PENDIRI MASJID AL KAROMAH MARTAPURA)

 CUCU DATU LANDAK (PENDIRI MASJID AL KAROMAH MARTAPURA) 


Al Maghfur lah Guru Abdul Karim Al Banjary

Nasab Beliau dari Jihat Ayah :

Guru Abdul Karim Bin Abdurrahim Bin Syekh Muhammad Afif Al Banjary (Datu Landak) Bin H.Anang Mahmud Bin H.Jamaluddin Bin Kiyai Dipasanta Ahmad. 

Nasab Beliau dari Jihat Ibu :

Guru Abdul Karim Bin Zohrah Binti H.Ahmad Bin Sari Binti Khalifah H.Zainuddin Bin Jaddina Wa Maulana Syekh M. Arsyad Bin Abdullah Al Banjary (Datuk Kalampayan) 

Al Maghfur lah Guru Abdul Karim kawin dengan Sa'diyah Binti Abdurrazaq melahirkan:

Guru Hifni, Guru Hilmi, Bulkis, Saudah, dan khairiah. Dan masing2 ada zurriyat nya.

Al Maghfur lah Guru Abdul Karim Bin Abdurrahim Bin Syekh M. Afif Al Banjary 

Wafat dan di maqamkan Di Desa Dalam Pagar Ulu Martapura (Kal-Sel) 

رحمه الله تعالى رحمة الابرار.... 

  Sumber:

Kitab syajaratul Arsyadiyah

Karya Syekh Abdurrahman Shiddiq Al Indera giri Al Banjary.


Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).

 Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana). Letak: Jalan Sarigading, Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sung...