30 November 2024

Forum Komunikasi PKBM se Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kapala satuan Pendidikan) temu silaturahmi dengan Tim Penerbit Erlangga

 Sabtu, 30 November 2024


Forum Komunikasi PKBM se Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kapala satuan Pendidikan) temu silaturahmi dengan Tim Penerbit Erlangga 


pengenalan 

untuk pengadaan Buku Bahan ajar maupun bahan Literasi

Hadir mewakili PKBM Dhiyaul Amin Ustadz Muhammad Edwan Ansari 






26 Oktober 2024

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 



PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 

Program Kesetaraan Pendidikan Paket B atau SLTP


Program Kesetaraan Pendidikan Paket C atau SLTA



Pondok Pesantren Dhiyaul Amin dibawah pimpinan 

Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak

Tuan Guru Ahmad Junaidi atau biasa di Panggil Guru Junai


dengan di adakanya pendidikan Kesetaraan ini anak anak santri atau anak-anak didik yang belajar di Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih dapat memperoleh Ijazah setara Pendidikan SLTP dan SLTA 


PKBM Dhiyaul Amin, Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 

beberapa tujuannya adalah untuk:

 

Memperluas kesempatan kepada seluruh Santri yang sekolah di pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, terutama yang kurang mampu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental 

 

Memberdayakan potensi Santri untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya 

 

Menanamkan pendidikan karakter 

 

Meningkatkan kemandirian, keberdayaan, dan inovasi dalam mencari informasi baru 

 

PKBM Dhiyaul Amin ini merupakan lembaga pendidikan nonformal yang di upayakan dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi santri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 


demikian sekilas tentang PKBM Dhiyaul Amin


oleh : Muhammad Edwan Ansari, S.Pd.I


beberapa dokumentasi Kegiatan Pembelajaran di PKBM Dhiyaul Amin Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 
































22 Oktober 2024

KH Ahmad Junaidi Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak

    KH Ahmad Junaidi 


Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarak









Medan dakwahnya tak terbatas Kabupaten Hulu Sungai Tengah tetapi menembus Provinsi Kharismatiknya tak diragukan hasil dari Keistiqamahan beliau dalam dakwah, sosok yang Istiqamah


Dalam mengajar bahkan tak jarang dalam keadaan sakitpun beliau tetap mengajar dan itu saya melihat sendiri dan alami langsung, dalam keadaan sakitpun beliau upayakan tetap mengajar, sungguh mulia dan Himmah beliau yang begitu besar dalam mengajar hingga semangat beliau mengalahkan tubuh beliau yang sedang sakit sekalipun,  


Terlalu panjang cerita jika di urai, tak cukup tinta jika perjalanan itu ditulis, tulisan ini hanyalah setetes dari Lautan perjalanan Dakwah beliau ada banyak teladan Mulia yang Al faqir temukan dari diri beliau, arti Kesabaran, Arti Keikhlasan, Lemah Lembut, Tegas, Pemurah dan Ketawadhuaan dan masih banyak lagi… sungguh ruang sempit ini tentu saja tidak akan mampu mengurai semuanya


Sebagai kalimat penutup kepada pembaca yang budiman, Kepada Para Pembaca yang Budiman, saya memohon untuk koreksinya jika ada salah dan Khilaf dalam Penulisan dan buatlah ceita kita versi kita masing masing sebagai kenangan indah bersama Guru kita


Semoga dengan Membaca riwayat ulama dapat menundukkan kesombongan dalam diri, dan sadar bahwa diri kita tidak ada apa-apanya dengan mereka. Merasa diri tidak lebih baik dari orang lain akan membuat hati hidup. Hati hidup maka dengan orang lain selalu khusnudzon. Amaliah yang paling hebat adalah khusnudzon. Para waliyullah selalu khusnudzon baik kepada Allah maupun makhluk. Semoga Allah merahmati kita dengan hati yang selalu khusnudzon. Doakan saya supaya bisa selalu khusnudzon dan saya doakan anda juga. Amiin allahumma amiin.




Kasarangan, Ahad 22 September 2024


Al Faqir ; Muhammad Edwan Ansari




Tidaklah ada orang-orang besar disetiap zaman


kecuali pasti mereka memiliki para pembenci dari orang rendahan,


karena kemulian akan terus diuji dengan sesuatu yang menghinakan.


(Al Imam Al Hafidz Jalaluddiin Assuyuthi)

#GuruJunai

#KHAhmadJunaidi

#GuruAhmadJunaidi

#pondokpesantrenDiyaulAmin

#DhuyaulAmin

#MajelisRhudhatulUlumMubarak

02 Oktober 2024

 KH.Zainal Ilmi Al-Banjari


KH.Zainal Ilmi dilahirkan pada malam sabtu jam 4.30 subuh tanggal 7 Rabiul Awwal 1304 H di desa Dalam Pagar Martapura ayahnya adalah Haji Abdus Shamad bin H.muhammad Said Wali bin Aminah Binti H.Syahabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari,ibunya bernama Hj.Qamariyyah,masa kanak kanak sampai tumbuh menjadi dewasa beliau berlimpahan ilmu dari keluarganya,tidak pernah beliau melakukan pekerjaan yang sia sia,sangat sopan santun,penyayang dan ber akhlaqul karimah,beliau selalu mengisi kesehariannya dengan belajar dan beribadah,memelihara waktu dan mengerjakan yang sunat sunat,menghindarkan diri dari perbuatan syubhat lebih lebih yang dilarang agama apalagi yang haram,guru guru beliau adalah para ulama dan wali dijamannya,dari masa mudanya inilah beliau mempersiapkan diri menjadi seorang ulama terkemuka.diantara para ulama yang menjadi gurunya adalah :

1.KH.Abdus Shamad yaitu orang tua beliau sendiri mula mula belajar ilmu arabiyyah,fiqih dan hadist selama kurang lebih 6 tahun

2.menuntut Munazharah yang lamanya kira kira selahzhah (sesaat)kepada KH.Muhammad Amin bin Qadhi H.Mahmud Pesayangan Martapura

3.Syeikh Abdurrahman Muda

4.KH.Abbas bin mufti H.Abdul Jalil

5.KH.Abdullah (led rad agama) bin KH.Muhammad Shaleh

6.Menuntut Munazharah pula selama Selahzhah (sesaat)kepada KH.KH.Muhammad Ali bin Abdullah al-Banjari

7.KH.Khalid Dalam Pagar Martapura

8.KH.Ahmad Nawawi Dalam Pagar Martapura

9.KH.Ismail Dalam Pagar Martapura ayah dari KH.Abd.Rahman Ismail mantan kepala DEPAG Kab.Banjar

10.KH.Ahmad Wali Kuin Banjarmasin (murid Haji Masaid Wali kakek dari guru KH.Zainal Ilmi

Dengan disertai pesan guru gurunya tersebut yaitu "Jika kamu berkehendak mula mula masuk fan ilmu nahwu atau fan fiqih atau fan usul yaitu mesti lebih dahulu mengetahui mabadi yang 'asyarah serta ta'rifnya supaya landang penglihatanmu."menurut suatu riwayat beliau adalah Khalifah dari Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq al-Banjari Sapat Indra Giri Riau,karena ketika Mufti Syeikh Abdurrahman Shiddiq hendak berangkat ke Tembilahan riau beliau ditanya oleh seorang yang tua di kampung Dalam Pagar ."siapakah pengganti guru dikampung ini kalau guru berangkat nanti ?..""Anang Ilmi penggantiku " jawab Tuan Guru Sapat sambil menepuk bahu Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,maka terperanjatlah beliau sembari menunduk mendengar keputusan sekaligus amanah dari Syeikh Abdurrahman Shiddiq kepadanya,hingga sejak itu Tuan Guru Haji zainal Ilmi selalu menunduk.beliau mempunyai perawakan gemuk pendek yang menggambarkan bahwa iya mempunya himmah (semangat) dan cita cita yang tinggi ,tabah hati dan tawakkal bersipat akhlakul karimah,tawadhu,berjiwa sosial suka menolong faqir miskin wara' serta pemurah,selama hidupnya banyak yang mendapat santunan dari beliau termasuk janda janda tua,hal ini tidak diketahui orang kecuali orang orang kepercayaannya,baru setelah beliau wafat hal ini diketahui orang banyak.diantara keramat beliau ...suatu saat beliau sedang mengajar dirumahnya,pada waktu itu banyak muridnya yang hadir,tiba tiba beliau mengatakan "kita berhenti sebentar".dan murid muridnya menyaksikan sang guru dalam kemasygulan,kemudian ia masuk kedalam kamarnya dan melepaskan pakaiannya,lalu beliau mengambil dua buah timba untuk diisi air disungai didepan rumahnya,air tersebut kemudian dibawanya kejalan raya dan terus disiramkan beliau satu timba kesebelah kanan satu timbanya lagi kesebelah kiri,selesai melakukan hal tersebut beliau kemudian masuk lagi kedalam rumah dan bertemu dengan ibundanyaibundanya pun lantas berkata "mengapa kamu siramkan air itu kejalanan,sedangkan kamu susah susah mengambilnya dari sungai,lebih bermanfaat air itu untuk mengisi tempat air yang kosong 'kata ibunya dengan penuh keheranankemudian beliau menjawab "kita menolong orang yang kesusahan bu yaitu orang yang sedang kebakaranlalu ibundanya berkata lagi" apakah kebakaran ditengah jalanan.." hal tersebut diucapkan ibundanya beberapa kali,berselang 3 hari setelah kejadian yang diluar akal tersebut datanglah seseorang berkunjung kepada beliau dan berkata "guru kami sangat berterima kasih kepada guru ,dikampung kami terjadi kebakaran dan setelah membawa korban beberapa rumah penduduk kemudian ulun (saya) bertawasul dengan meminta pertolongan kepada guru,setelah itu guru saya lihat datang memberikan pertolongan denagn membawa dua buah timba dan menyiram kan air ke api tersebut,hingga api tersebut padam seketika,dan inilah keperluan saya ziarah kesini,sekedar menyampaikan ucapan terima kasih atas pertolongan guru kepada kami di kampung Sungai salai Margasari Rantau'' .dilain waktu ada seorang desa ,yang mempunyai kebun durian,namun belum pernah menghasilkan buah,petani tersebut rupanya mempunyai hajat apabila kebun durian nya tersebut mengeluarkan buah maka akan diberikan kepada Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,dan ternyata pada tahun tersebut berbuah 3 buah saja,si petani tersebut tadi kebetulan tidak ada kesempatan memberikan secara langsung buah durian tersebut kepada beliau,maka ia terpaksa menitipkan durian tersebut kepada tetangganya yang kebetulan akan bersilaturrahmi kepada Tuan Guru Haji Zainal Ilmi,dalam perjalanan orang yang di amanahi tadi rupanya tidak berpikir panjang lalu dibelahnya sebuah dan dimakannya,sesampainya di martapura kemudian ia membeli sebuah durian sebagai ganti durian yang dimakannya,tak lama setelah itu barulah ia ketempat Tuan Guru H.Zainal Ilmi dan langsung menyerahkan ke 3 durian tadi,oleh Tuan Guru dua buah durian beliau ambil kemudian durian satu nya beliau belah dan beliau suguhkan kepada tamunya sambil berkelakar beliau berkata ," bagaimana rasanya dengan durian yang kamu belahi dan kamu makan dalam perjalanan tadi ? manis yang mana dengan yang ada ini ?" maka air muka tamu tersebut langsung berubah,heran bercampur malu,karena hal yang dilakukannya dalam perjalanan rupanya diketahui oleh beliau.beliau pernah diangkat sebagai penasehat badan pemulihan keamanan daerah kabupaten banjar sekitar tahun 1956 ketika terjadi pemberontakan Ibnu Hajar,setiap jum'ad beliau memberikan penerangan kepada masyarakat yang terpengaruh dengan adanya pemberontakan ini.Tuan Guru KH.Zainal Ilmi pertama menikah dengan HJ.Purnama binti zakaria bin Abdullah bin KH.Muhammad Khattib bin Mufti Pangeran Ahmad bin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari namun tidak mempunyai keturunan.menjelang wafat beliau banyak didapati keganjilan terhadap dirinya,namun tidak dimengerti oleh yang lainnya,seperti pada waktu ia hendak pergi ke Karang Intan dalam rangka berdakwah maka ia menyuruh seseorang untuk ketempat orang tua Istrinya yang muda,karena saat itu istri beliau sedang menginap dirumah orang tuanya beliau berpesan "Cepat pulang nanti tidak sempat " selain itu pula sebelum berangkat ke Karang Intan ia berkata "nanti banyak orang,nanti banyak orang."demikian perkataan nya itu yang kemudian berangkatlah beliau ke Karang Intan,setibanya di Karang Intan maka dalam acara tersebut beliau membaca doa yang kemudian beliau mendadak sakit sehingga menyebabkan wafatnya pada hari Jum'ad di Karang Intan tgl 13 Dzulqaidah 1375 H bertepatan dengan 21 Juni 1956 M jam 12.00 siang.pada waktu beliau wafat saat itu sedang musim kemarau,tanah serta sungai menjadi kering,sehingga untuk dimakamkan di Kalampayan disamping makam orang tuanya mendapat kendala yang berarti,karena untuk ke Kalampayan harus melalui jalur sungai,sedangkan saat itu sungai dalam ke adaan kering,oleh karena itu banyaklah yang berinisiatif untuk memakamkan beliau ditempat lain seperti di Dalam Pagar,ada pula dari kalangan ABRI yakni Bapak Hasan Basri mengusulkan agar beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana ,karena beliau dianggap sebagai sesepuh angkatan bersenjata,oleh ahli waris beliau usulan tersebut diterima dengan senang hati disertai penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak yang mengusulkannya,namun ahli waris tetap menghendaki jasad mulia almarhum dimakam kan di Kalampayan berdekatan dengan Datuknya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari.maka tak disangka dan tidak diduga pada malam sabtu hujan turun dengan derasnya sehingga sungai yang tadinya kering menjadi ber air hingga dapatlah di lalui oleh perahu serta rombongan sanak keluarga yang mengiringi jenazah Tuan Guru KH Zainal Ilmi al-Banjari,maka pada hari sabtu tanggal 14 Dzulqaidah 13 75 h dengan suasana yang penuh khidmat dan haru dilaksanakanlah pemakamannya disamping makam orang tuanya KH>Abdus Shamad di Kalampayan berdekatan dengan Datuknya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari."Ya ALLAH berikanlah kelapangan kepada beliau didalam kuburnya dan tempatkan lah beliau bersama kekasih -Mu Sayyidina Rasulullah SAW,limpahkan lah rahmat-Mu kepada seluruh keluarganya dan kumpulkanlah kami ,orang tua kami,guru guru kami ,dan seluruh orang orang yang mencintai beliau bersama orang orang sholeh sebelum kami aamiiin Ya Robbal alamin.akhirul kalam kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir mohon maaf ampun sebesar besarnya,wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh.

 

 

~sumber ~Ulama berpengaruh kalimantan Selatan 

              Ditulis ulang oleh Abu Muhammad Haydar Husein al Adamy Y.Riffai 

               ~http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan

30 September 2024

Pandiran warung: "Bungul haja balum, handak bapadah pintar!"

Pandiran warung: "Bungul haja balum, handak bapadah pintar!"


Ujaran itu seringkali kami jadikan gagayaan dengan beberapa kawan jika mengomentari sesuatu lelucon terkait kemampuan berfikir seseorang atau kadang pula kaitan pada kisah-kisah kecerdikan tokoh Palui yang seringkali mengkadali teman-temannya.


Bungul bisa diartikan dengan bodoh tapi dalam pronounce sehari-hari kita di Banua (Banjar) kadang menunjukan lebih dari sekedar bodoh. Lebih parah dari tolol. Maka tidak heran diksi "bungul" ini tabu untuk diucapkan. Selain berbahaya sebab mampu menyinggung keras orang lain (urusan panyawaan), karena sebagian kita di banua jika disebut "bungul" seperti menginjak-injak harga diri, siapapun. Baik yang memang dasar "bungul" apatah lagi yang kada "bungul". Tetapi ada pula di beberapa wilayah kita, ucapan bungul ini jadi makanan sehari-hari. Jadi memang ada situasi lingkungan yang dalam percakapan keseharian menyematkan kata "bungul" sebagai hal biasa saja. Lumrah. Tidak ada ketersinggungan di antara mereka. 


Bagaimana kondisi "bungul haja balum, handak bapadah pintar?" Ini jelas sindiran satire yang ingin mengatakan bahwa tingkat kebodohannya teramat sangat. Setali tiga uang dengan ujaran; "bungul pada sapi."


Sedihnya, dalam satu rilis data, ternyata rata-rata manusia Indonesia menempati ranking bawah tingkat IQ-nya. Jauh di bawah Jepang dan Cina. Di kacangi negara Myanmar. Terburuk se-Asia Tenggara. Lalu kita kemudian bertanya, kok bisa?


Apakah karena sampai sekarang sistim pendidikan kita (kurikulum) lebih sering bermain roullet ala Rusia. Trial error. Untung-untungan. Jika gagal, bisa saja dirubah atau dipakai metode lainnya. Begitulah seterusnya, seiring pergantian rezim. Bedanya, korban roulet rusia ala kementerian pendidikan ini mencapai lintas generasi. Karna hampir tiap generasi merasakan perlakuan dan pengalaman mendapatkan pengajaran yang berbeda dari generasi sebelum dan sesudahnya. 


Sudahlah anggaran pendidikan rendah, saprasnya juga (sebagian besarnya) buruk, kurikulumnya malah mengadopsi metode trial error. Kalah sama spirit minyak telon; "buat anak kok coba-coba!" Kondisi ini semakin diperparah jika memang benar mulai tahun depan anggaran pendidikan (yang minim itu) mesti dikurangi kembali demi memenuhi janji politik makan gratis anak-anak. Celakanya, konon kabarnya, anak-anak yang jadi target utama program ini justru prosentasi lebih besarnya adalah anak-anak pra sekolah. WTF!


Biaya pendidikan dipotong untuk memenuhi makan bergizi senilai tujuh ribu perak, lantas yang jadi sasaran utama program justru anak pra sekolah? Ingat, anak pra sekolah. Anak bayi dan usia balita yang biasa ada di PAUD? 


Jika benar, lalu korelasinya apa? Memotong anggaran pendidikan demi apa dan untuk siapa? Menciptakan generasi emas? Emas yang bagaimana? e...ee.....mas? Mas Mulyono?


Dengan kondisi macam itu, di mana data berbicara tentang rendahnya IQ alias tingkat kecerdasan penduduk jauh di bawah negara asia lainnya, masihkah kita berharap sistim politik elektoral ala demokrasi yang sekarang bisa menghasilkan negarawan dan teknokrat dari hasil pemungutan suara rakyat? 


Kalo kata Socrates, sih, "Ngimpi!"


Fakta lainnya, lebih dari 50 persen orang terkaya di negara ini adalah mereka yang bermain di sektor-sektor yang bersumber dari natural resource alias dari bisnis yang mengandalkan; "ambil, jual!" Mereka gali lantas jual. Mereka keruk lantas jual. Mereka tebang lantas jual. Sesederhana itu. Maka hadirlah sultan-sultan di sektor migas, sektor tambang, sektor kelautan dan sektor perkebunan. Lalu di mana iklim inovasi dan kemampuan pada sektor teknologi? Nol besar. 


Menyakitkan? Memang! 


Artinya, dunia pendidikan kita sekian dasawarsa ini telah gagal menumbuhkan para inovator dan kreator. Jikapun ada sebagian kecilnya malah tak pernah pula mendapatkan tempat dan perhatian yang layak. Apakah karena permainan russian roullet yang acapakali dilakukan pemerintah, who knows? Entah. Tapi bahwa ada persoalan besar di negeri ini, kita tak bisa mengelak. Bahwa betapa rapuhnya dunia pendidikan kita yang sudah dan sedang terjadi, fakta adanya.


Kita saksikan realitas menyakitkan ketika perguruan-perguruan tinggi di Belanda sekarang (katanya) tak lagi bisa menerima lulusan high school di Indonesia. Sedang di beberapa negara eropa lain kini juga menerapkan syarat tinggi pada angka minimum nilai bagi lulusan SMU pasca dihilangkannya UNAS (UN). Tentu kondisi "penolakan" negara Barat ini tak lepas dari buruknya tata kelola pendidikan kita. Cap sebagai negara paling buruk se Asia Tenggara tingkat IQ masyarakatnya mestinya jadi perhatian serius para penguasa dan tentu seluruh eleman masyarakat. 


Di saat dunia luar hampir serentak concern menghadapi pertarungan dengan masifnya kemunculan perangkat kecerdasan buatan, sedang kita baru sebatas gembar-gembor bicara soal merdeka belajar, merdeka mengajar. Agak aneh jika membandingkan usia kemerdekaan negara ini yang sudah tujuh dasawarsa lebih. Metode pendidikan ala Finlandia dan Jepang, misal, yang notabene jadi kiblat keberhasilan dunia pendidikan, jelas akan membuat kita tertatih-tatih jika ingin mengejarnya. 


Belum lagi beban kerja pendidik yang dijadikan tuntutan tak seiring sejalan dengan pemenuhan kesejahteraannya, reward pada guru honor yang sangat jauh dari nilai kelayakan, misal. Ini masalah krusial. Jadi jangan heran jika saat ini dunia pendidikan pada akhirnya hanya melahirkan para calon-calon buruh yang kelak ketika ia masuk dalam dunia kerja akan mengulang pola yang sama sebagaimana yang pernah ia terima dan alami selama berstatus pelajar/mahasiswa. Kampus dan universitas tak lebih dari pencetak tenaga kerja yang minim keterampilan sebab dijejali pembelajaran yang belum begitu mampu menjawab tantangan dan kebutuhan dunia kerja (ilmu terapan) saat ini.


Kondisi itu malah diperparah dengan tontonan kelakuan para elit yang hanya tertarik mempertahankan kekuasaan dengan berbagai cara yang tercela. Melanggar hukum, korup, mempermainkan pasal dan undang-undang, mengeluarkan kebijakan(?) serampangan serta pertunjukan konyol yang jauh dari nilai-nilai luhur seorang negarawan. 


Akibat paling menyedihkan adalah, pemberian kekuasaan pada orang-orang yang tidak pantas memilikinya. Demokrasi yang dijalankan berasal dari ketidaksetaraan pengetahuan inilah yang justru jadi pungkala dasarnya. Tidak salah jika ada ujaran; "pemimpin bodoh lahir dari para pemilih yang bodoh."


Kadang, sebagian dari kita merasa khawatir. Jika kondisi macam ini tak jua menemukan muaranya, maka sepuluh atau dua puluh tahun akan datang, akan jadi apa negeri ini. Akan menghadapi situasi bagaimana anak dan cucu kita. Apakah selalu akan menjadi korban russian roulette yang ujungnya berakhir pada kesimpulan; "jangan handak pintar, bungul haja balum..."


(Kayla Untara, 23/09/2024)

Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).

 Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana). Letak: Jalan Sarigading, Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sung...